Sejarah kolonial di Indonesia tidak hanya menyisakan catatan tentang peperangan dan politik, tetapi juga tentang kehidupan sehari-hari para serdadu Belanda. Salah satu peninggalan unik adalah sebuah etiket berwarna yang menggambarkan pemandangan pegunungan Semeru di Jawa Timur. Etiket ini menjadi souvenir dari kedua letnan marinir Belanda, J.F. Visscher, yang pernah bertugas di Indonesia pada masa revolusi.
Gunung Semeru, Ikon Alam Jawa Timur
Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 meter adalah puncak tertinggi di Pulau Jawa dan dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sejak masa kolonial Belanda, Semeru sudah menjadi daya tarik wisata, terutama bagi para pejabat, serdadu, atau pendatang dari Eropa yang ingin menikmati keindahan alam tropis.
Dalam etiket souvenir yang ditemukan, digambarkan sebuah jalan yang membelah kawasan pegunungan dengan mobil yang sedang melintas. Latar belakangnya adalah Semeru yang menjulang megah. Gambaran ini mempertegas citra Semeru sebagai destinasi wisata populer sejak awal abad ke-20.
Grand Hotel Lumajang sebagai Pusat Wisatawan
Salah satu catatan menarik adalah bahwa etiket ini menyebut Grand Hotel Lumajang sebagai titik awal perjalanan menuju Semeru. Pada masa itu, hotel ini menjadi tempat persinggahan orang-orang Eropa sebelum melanjutkan perjalanan ke kawasan pegunungan. Dari sini, wisatawan bisa mengatur perjalanan menuju lereng Semeru, Bromo, hingga kawasan Tengger.
Bagi orang Belanda, perjalanan ke gunung-gunung di Jawa merupakan hiburan sekaligus pelarian dari penatnya kehidupan militer maupun administrasi kolonial. Bahkan, di tengah situasi perang kemerdekaan, para serdadu masih menyempatkan diri untuk melakukan perjalanan rekreasi ke daerah vulkanik.
Etiket sebagai Souvenir Militer Belanda
Etiket bergambar Semeru ini diketahui pernah dimiliki oleh kedua letnan marinir J.F. Visscher. Bagi seorang prajurit, souvenir semacam ini mungkin menjadi kenang-kenangan pribadi dari masa tugasnya di Hindia Belanda. Souvenir sederhana seperti etiket, kartu pos, atau foto, menjadi bagian dari jejak sejarah yang menunjukkan sisi lain kehidupan tentara kolonial di Indonesia.
Menariknya, etiket ini tidak menggambarkan suasana perang, melainkan alam indah Jawa. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia di mata Belanda tidak hanya sebagai wilayah konflik, tetapi juga tanah yang indah dan kaya budaya.
Makna Historis Etiket Semeru
Bagi kita saat ini, etiket Semeru tersebut bisa dipandang sebagai dokumen sejarah kecil yang memperlihatkan interaksi antara kolonialisme, pariwisata, dan budaya. Gunung Semeru tetap berdiri megah sebagai simbol alam Jawa Timur, sementara benda-benda kecil peninggalan kolonial seperti etiket ini menjadi pengingat akan masa lalu yang kompleks.
Kesimpulan
Etiket souvenir Gunung Semeru dari Grand Hotel Lumajang adalah lebih dari sekadar barang koleksi. Ia menyimpan cerita tentang bagaimana Belanda melihat Jawa: tanah yang penuh konflik, tetapi juga penuh keindahan alam. Dari tangan seorang marinir bernama J.F. Visscher, etiket ini kini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, budaya, dan pariwisata di Indonesia.
