Di balik gejolak sejarah kemerdekaan Indonesia, terselip kisah persahabatan yang tak terduga antara para prajurit dari dua kubu yang berseteru. Foto "Groepsfoto Nederlandse en Indonesische militairen aan de demarcatielijn, omgeving Loemadjang" ("Foto Grup Militer Belanda dan Indonesia di Garis Demarkasi, Sekitar Lumajang") menjadi saksi bisu momen unik ini.
Foto Grup Militer Belanda dan Indonesia di Garis Demarkasi tahun 1948
Foto yang diambil pada tahun 1948 ini menunjukkan sekelompok prajurit Belanda dan Indonesia berpose bersama di garis demarkasi, batas wilayah yang memisahkan kedua kubu yang bertikai. Terlihat senyum tipis di wajah para prajurit, menunjukkan rasa keakraban dan persahabatan yang terjalin di tengah situasi yang penuh ketegangan.
Belanda dan Indonesia militer ( TNI ) diatur di garis demarkasi ( batas yang disepakati melalui negosiasi ) Di sebelah kanan , Indonesia , pasukan meninggalkan Brigade Marinir . Orang Indonesia memakai kemungkinan besar / band merah putih di sekitar lengan atas kiri . Di tengah latar belakang tanda dengan teks " demarkasi LINE" . Di latar depan bendera putih melekat pada tongkat bambu . Marinir seragam : KEPI / vechtpet , dungaree , tas pola torsi , legging dan bidang menutupi . Marinir di latar depan menanggung senjata pribadi pistol .
Momen ini menjadi pengingat bahwa di tengah konflik dan pertempuran, rasa kemanusiaan dan persaudaraan masih bisa ditemukan. Foto ini juga menunjukkan bahwa prajurit dari kedua kubu memiliki kehidupan yang sama, sama-sama ingin hidup damai dan sejahtera.
Menelusuri Latar Belakang Foto
Garis demarkasi di Lumajang merupakan salah satu garis demarkasi yang dibuat oleh Belanda dan Indonesia untuk memisahkan wilayah kekuasaan mereka. Garis ini dibuat setelah Perjanjian Linggarjati ditandatangani pada tahun 1946, namun sering dilanggar oleh kedua belah pihak.
Pesan Moral dari Foto
Foto "Groepsfoto Nederlandse en Indonesische militairen aan de demarcatielijn, omgeving Loemadjang" memiliki pesan moral yang kuat. Foto ini menunjukkan bahwa perdamaian dan persaudaraan dapat terjalin di tengah konflik, dan bahwa rasa kemanusiaan selalu ada di hati setiap manusia.
Di tengah gejolak sejarah, foto ini menjadi pengingat bahwa kita harus selalu berusaha untuk mencari solusi damai dan membangun hubungan yang harmonis dengan semua orang, regardless of their background or beliefs.
teks asli
Republikeinse en Nederlandse militairen bij de demarcatielijn bij Loemadjang. 19 12 48
0 comments:
Posting Komentar
Monggo warga Lumajang yen kate numplekno unek2ke iso neng kene pokoke sing sopan