Home » » Buku Meer over Dilarang Masoek Cerita Prajurit Belanda di Lumajang

Buku Meer over Dilarang Masoek Cerita Prajurit Belanda di Lumajang

Buku Meer over Dilarang Masoek Cerita Prajurit Belanda di Lumajang
 'Dilarang Masoek' dimulai dengan panggilan untuk dinas militer dan melanjutkan cerita dengan pelatihan di Amersfoort, perjalanan dengan kapal pengangkut pasukan, kedatangan di 'Indië', dan penempatan di pos luar di Jawa Barat di sekitar kota kecil Garoet. Dari sana, patroli dilakukan dan berpartisipasi dalam beberapa aksi. Buku ini memulai ceritanya dengan latar belakang panggilan untuk melayani di militer dan perjalanan pelatihan di Amersfoort, Belanda. Setelah itu, penulis berlayar dengan kapal pengangkut pasukan menuju 'Indië', atau Hindia Belanda, pada waktu itu. Kedatangan di Indonesia diikuti dengan penempatan di sebuah pos terpencil di Jawa Barat dekat Garoet. Dari sana, mereka melakukan patroli dan terlibat dalam beberapa aksi penting pada zamannya.

Buku Meer over Dilarang Masoek Cerita Prajurit Belanda di Lumajang

Peristiwa Dramatis di Lumajang

Puncak dari cerita ini terjadi pada 17 Maret 1949, ketika saudara penulis gugur dalam sebuah misi yang berlangsung selama enam hari. Kabar tentang kematian sang saudara disampaikan kepadanya pada hari berikutnya, dengan berita bahwa sang saudara telah dimakamkan sebelumnya. Ini menjadi titik balik dalam hidup penulis, yang dihadapkan pada pilihan sulit antara melanjutkan tugas di Indonesia atau kembali ke tanah airnya. Akhirnya, penulis memilih untuk pulang, tetapi tidak sebelum mengunjungi makam sang saudara di Jawa Timur.




Jarak antara tempat tinggal saya dan Loemadjang, kota tempat saudara saya dimakamkan, sekitar 600 km secara lintas udara. Perjalanan darat tidak aman, karena Jawa Tengah masih sebagian besar dikuasai oleh TNI (tentara Indonesia). Oleh karena itu, saya melakukan perjalanan dengan jalan yang lebih panjang (melalui laut) ke Loemadjang, di mana saya mengunjungi makamnya. Kunjungan ke makam itu membangkitkan banyak emosi dan pertanyaan, dan juga merupakan titik balik dari pengalaman saya di Indië. Setelah itu, saya mengikuti perjalanan panjang pulang.

Buku "Meer over Dilarang Masoek" bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga cerminan dari pengalaman pribadi seorang prajurit Belanda di masa yang penuh dengan tantangan dan konflik. Kisah tentang Lumajang dan pengalaman mendalam dengan saudaranya menjadi cerita yang tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan persahabatan di tengah zaman yang sulit.

0 comments:

Posting Komentar

Monggo warga Lumajang yen kate numplekno unek2ke iso neng kene pokoke sing sopan

Postingan Populer

Entri yang Diunggulkan

Foto Grup Militer Belanda dan Indonesia di Garis Demarkasi tahun 1948

 Di balik gejolak sejarah kemerdekaan Indonesia, terselip kisah persahabatan yang tak terduga antara para prajurit dari dua kubu yang berset...

Postingan Populer

Facebook

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates